Senin, 03 April 2017

Pemuda Sebagai Moral Force serta Partner Development bagi Pembangunan Desa



Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk kurang lebih 225 juta jiwa. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 jumlah pemuda (anak muda) mencapai 62,4 juta orang. Itu artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Jumlah yang cukup besar jika di bandingkan dengan negara lain di asia tenggara.


Akhir-akhir ini, berbagai kebijakan pemerintah sempat membuat ragu berbagai pihak. Salah satunya adalah kebijakan ADD sebesar 1,2 Milyar untuk mempercepat pemerataan pembangunan di tingkat desa. Jumlah yang cukup besar untuk dikelola oleh seorang kepala desa yang notabene tamatan SMA. Karena selama era desentralisasi saja, sudah terdapat 311 kepala daerah yang harus berurusan dengan pihak hukum akibat salah urus daerah. Tentunya, disisi lain kita tidak ingin menjerumuskan para kepala desa ini dalam pengelolaan desa yang salah. 

Dalam hal ini, semua pihak mempunyai tanggungjawab yang sama. Terlebih-lebih kaum pemuda di Indonesia khususnya Mahasiswa. Jika para pemuda di negeri ini bersatu dan peduli maka pesimistis terhadap kebijakan di atas pasti bisa kita singkirkan. Pemuda adalah tulang punggung peradaban. Kemajuan dunia sangat erat berkaitan dengan sosok yang satu ini. Wajar bila kalangan tokoh dunia sangat mementingkan eksistensi pemuda, sebab mereka sadar bahwa potensi yang dimiliki pemuda sangat sanggup mengubah jalan sejarah dunia.
Pemuda itu adalah moral force sekaligus partner development  dalam mengawal pembangunan desa.

Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi utama dalam peran pemuda khusunya mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Idealnya pemuda menjadi panutan dalam masyarakat berlandaskan dengan pengetahuannya, tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya dan pola pikirnya.Pemuda bertanggungjawab memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Terlebih lebih dalam pembangun desa, agar pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya, pemuda memberikan contoh yang baik misalnya seperti bagaimana melakukan pelayanan publik yang baik, bagaimana mekanisme pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan yang baik. Pemuda bukan hanya belajar tapi juga”mengajar” . 

Selain itu juga, pemuda mengawal pembangunan itu sendiri. Oleh sebab itu pemuda juga disebut partner development dalam pembangunan desa. Partner maksudnya rekan. Jadi pemuda adalah rekan kerja eksekutif dalam pembangunan desa. Ketika pembangunan desa tidak sesuai maka pemuda bertanggungjawab mencari tau masalahnya serta memberikan solusi.  Menjadi partner bukan hanya sebatas itu. Pemuda juga harus mengajak semua elemen masyarakat agar peduli terhadap desanya. Pemuda tidak bertindak hanya sebagai pengamat tapi juga pelaku pembangunan itu sendiri. 

Kenapa harus Pemuda? 

Pertama, pemuda mempunyai semangat dan idealis yang tinggi. Tan Malaka mengatakan “ Idealis adalah kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda”. Betul memang, sebagai anak muda kita harus semangat dalam menanggapi isu-isu sosial yang ada di daerah kita. Terlebih-lebih terhadap pembanguna desa. Sebagai pemuda kita harus bergerak memberikan solusi,  ide ataupun masukan agar desa kita tetap berkembang . 

Kedua,  pemuda itu kritis. Pemuda khusunya dari kalangan mahasiswa ataupun aktivis mempunyai pemikiran-pemikiran yang kritis. Idealismenya tidak mudah digoyahkan. Ketika itu salah, maka pemuda bertanggungjawab untuk menyuarakan, menegur ataupun memberikan alternative. Begitu juga dalam pembangunan desa. Pemuda harus kritis dalam mengawal pembangunan desa.

Ketiga, pemuda itu penuh kreativitas dan pengetahuan. Pemuda di Indonesia khusunya mahasiswa sangat kreatif dan berpengetahuan. Dengan kreativitas serta pengetahuan itulah pemuda di sebut-sebut sebagai  tonggak negara ini,  adapun istilah lain seperti agent of change, dll. Dengan pengetuhan itu, pemuda diharapkan mampu memberikan kontribusi yang tinggi bagi pembangunan desa.

Ir. Soekarno pernah berkata “ Berikan kepadaku 10 pemuda, maka akan kuubah jalannya sejarah dunia ini”. Lain waktu beliau juga pernah berkata “seribu orang tua hanya dapat bermimpi,  satu orang pemuda dapat mengubah dunia”. Kutipan ini, mencerminkan watak seorang pemuda yang mampu berpikir dinamis dimana pun mereka berada.

Jika 62,4 juta pemuda di Indonesia peduli terhadap pembangunan desa maka mimpi Indonesia menjadi negara maju dengan dukungan pembangunan desa yang akuntabel, transparan serta efisien dan efektif akan menjadi kenyataan. Karena ketika desa maju maka negara pun akan maju.Ya'ahowu...!!!

0 komentar