Jumat, 07 Juli 2017

Cara cerdas memandang Pilkada DKI



Pilkada DKI sampai saat ini masih ramai di bicarakan diseluruh tanah air. Semua mata tertuju pada Jakarta. Bagaimana tidak, Jakarta sebagai Ibukota Negara ini menjadi arena pertarungan demokrasi yang paling fenomenal bahkan sampai luar negri. Aktor di balik pertarungan ini adalah  Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan. Saat ini memang Anies Baswedan telah sah menjadi Gubernur terpilih DKI Jakarta, namun euphoria pilkada DKI ini masih terlihat...

Mereview ulang apa yang telah terjadi, Jakarta mengalami berbagai polemik. Mulai dari pengangkatan ahok sebagai gubernur yang penuh kontroversi, kemudian kemunculan teman ahok sebagai awal perdebatan calon independent, serta berbagai isu sara yang sempat muncul ikut meramaikan Pesta Demokrasi Jakarta.
Jakarta sebagai barometer politik Indonesia pasti akan membawa dampak yang positif ataupun negatif  bagi daerah lain. Sebagai rakyat Indonesia tentunya kita tidak ingin efek negatif yang membawa dampak besar di negeri ini.  Tentunya kita harus berpikir dewasa dalam menyikapi Pilkada DKI. 

Berpikir positif
Apapun yang telah terjadi kita harus mengambil sisi positifnya. Jika saat ini Anies Baswedan tepilih maka kita sebagai rakyat harus memberi dukungan penuh. Mungkin dengan terpilihnya Anies, Ibukota bisa lebih baik lagi. Kita tidak boleh pesimis, biarkan mereka bekerja untuk.membuktikan bahwa mereka mampu merubah wajah ibukota.
Daerah lain pun harus mengambil sisi positifnya, bahwa berdemokrasi bukan hanya tentang keinginan kita secara individu tetapi keinginan banyak orang. Terlebih-lebih pendukung ahok diberbagai daerah haruslah optimis. Dari hal ini, kita bisa mencontoh bagaimana sebenarnya pemimpin yang dibutuhkan. Kita hatus berkaca ke daerah kita masing-masing.
Dan yang paling terpenting adalah sikap toleransi yang harus tetap kita bina. Sikap intoleran yang sempat terjadi di jakarta sangat berakibat fatal jika tidak bisa kita cerna secara dewasa. Saat ini, sikap intoleran itu pun sampai ke level pendidikan. Kita tidak ingin Indonesia pecah akibat ulang oknum yang memanfaatkan hal tersebut. Kita harus melihat sejarah bagaimana bangsa ini terbentuk. Indonesia adalah bangsa yang besar,  dan oleh karena itu juga banyak yang ingin memecah belah Nusantara. Politik “devide et impera’ belanda dulunya sebagai contoh pemecah bangsa indonesia. Kita harus optimis bahwa bangsa kita ini bisa lebih baik lagi kedepannya.

Jadikan Motor semangat
Sosok ahok memang sangat fenomenal saat ini. Sosok.yang satu ini sempat mengguncang indonesia bahkan mancanegara. Dibeberapa wilayah sangat mengidam-idamkan sosok seperti ini. Katakanlah sumatera utara sebagai salah satu daerah yang paling terlihat kekagumaannya terhadap ahok. bagaimana tidak, karangan bunga yang memenuhi balaikota jakarta pun hadir di berbagai daerah di sumatera utara,  kemudian aksi seribu lilin yang sampai kepelosok Sumatera Utara. Hal itu menggambarkan keinginan terhadap sosok kepemimpinan yang baik di daerah Sumatera Utara.
Dari hal ini, kita bisa menjadikan motor semangat untuk mencari pemimpin yang kita idamkan di daerah kita masing-masing. Sosok ahok bukanlah satu-satunya figur pemimpin yang baik di negeri ini sebenarnya masih ada orang-orang yang bisa kita jadikan sebagai pemimpin di daerah kita, jika kita tidak bisa menemukannya kepada orang lain maka tanyakan pad pada diri sendiri. Jadikan sosok kepemimpinan  mereka menjadi motor semangat untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baik lainnya di seluruh daerah di Indonesia. 

Lakukan yang terbaik
Pekerjaan terkahir kita sebagai masyarakat adalah melakukan kewajiban kita dengan baik. Kita harus menjadi pemilih yang baik bagi daerah kita masing-masing. Pemilih yang cerdas, idealis, dan menjungnjung tinggi kebhinekaan. Terlebih-lebih buat Karena nasib kita, keluarga kita, sahabat kita serta daerah kita akan ditentukan oleh pemimpin yang kita pilih.

0 komentar